Review Jurnal : PROFIL
KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING
CAREGIVER SKIZOFRENIA
Siti Asmaul
Husna
153104101111
Psikologi
Abnormal
Beban caregiver bertambah karena simtom-simtom gangguan
yang dimunculkan cukup menganggu. Adapun karakteristik simtom yang muncul
digolongkan dalam Simtom positif yaitu, tanda-tanda yang berlebihan, yang
biasanya pada orang kebanyakan tidak ada, namun pada pasien skizofrenia justru
muncul, berupa waham dan halusinasi. Simtom negatif adalah simtom yang defisit,
yaitu perilaku yang seharusnya dimiliki oleh orang normal, namun tidak
dimunculkan oleh pasien berupa avolition (hilangnya energi), alogia (miskin
kuantitas isi pembicaraan), anhedonia (ketidakmampuan untuk memperoleh
kesenangan), abulia (berkurangnya impuls untuk bertindak atau berpikir, tidak
mampu memikirkan konsekuensi dari tindakan), asosialitas (gangguan yang buruk
dalam hubungan sosial), afek datar dan afek yang tidak sesuai.
Readaptasi caregiver skizofrenia merupakan hal yang
penting untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan mental caregiver, kemampuan
menyeimbangkan antara emosi negatif dengan emosi positif diperlukan agar tetap
dapat memperoleh kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang baik.
Psychological Well-Being merupakan konsep yang berkaitan dengan kriteria
kesehatan mental yang positif. Menurut Corsini (2002), pengertian well-being
adalah suatu keadaan subyektif yang baik, termasuk kebahagiaan, self-esteem,
dan kepuasan dalam hidup, sedangkan menurut Ryff (1995), kesejahteraan
psikologis (psychological well-being) adalah kondisi seseorang yang bukan hanya
bebas dari tekanan atau masalah-masalah mental saja, tetapi lebih dari itu,
yaitu kemampuan seseorang menerima diri sendiri maupun kehidupannya di masa
lalu), pengembangan diri atau pertumbuhan diri, keyakinan bahwa hidupnya
bermakna dan memiliki tujuan, memiliki kualitas hubungan positif dengan orang
lain, memiliki kapasitas untuk mengatur kehidupannya dan lingkungannya secara
efektif, dan kemampuan untuk menentukan tindakan sendiri. Caregiver skizofrenia
harus terus didorong untuk dapat meningkatkan pengetahuannya terkait dengan
tugasnya yang berperan sebagai “model” yang dapat memberikan kontribusi untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita skizofrenia maupun kualitas hidup
caregiver itu sendiri (Bookwala dan Schulz, 1998; Jang et al., 2004; Helmes et
al., 2005).
Sumber : Nainggolan. J.Nora, Hidajat L. Lidia. Jurnal Soul, Vol
.6, No. 1, Maret 2013
0 komentar:
Posting Komentar